BPDB Sumbar

KOTA PADANG MENYEMPURNAKAN SOP SISTEM PERINGATAN DINI DAN TANGGAP DARURAT TSUNAMI

1543

PADANG (2/9) – Badan Penanggulangan bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) kota Padang menyelenggarakan kegiatan FGD & TTX (focus group discussion & table top exercise) tentang Penyempurnaan SOP Sistem Peringatan Dini & Tanggap Darurat Tsunami Kota Padang. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 1-2 September 2016 di Hotel Grand Zuri kota Padang yang didukung oleh penyelenggara kegiatan dari BNPB bekerjasama dengan pihak ITB dan BMKG.

Tujuan utama dalam kegiatan ini adalah merevisi sistim peringatan dini tsunami yang telah ada dalam Peraturan Wali Kota Padang no:14 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Sistem Peringatan Dini Tsunami Kota Padang, dengan melakukan penyempurnaan kembali standard operating procedure (SOP) Sistem Peringatan Dini Tsunami Kota Padang tersebut.

Selama dua hari ini peserta yang melibatkan sebanyak 41 unsur dari SKPD, institusi, lembaga dan komunitas kebencanaan, juga menghadirkan Kepala BPBD Kabupaten dan Kota dari; Pasaman, Padang Pariaman, Agam, Pesisir Selatan, Mentawai dan Pariman berserta BPBD Provinsi Sumatera Barat dengan jumlah peserta sebanyak kurang lebih 60 orang. Peserta pada hari pertama melakukan kegiatan diskusi - FGD dengan fokus pada draft SOP Sistem Peringatan Dini dan Tanggap Darurat Tsunami Kota Padang yang telah dirancang oleh Penyelenggara. Peserta mendiskusikan dan membenahi kekurangan dan alur SOP tersebut. Pada hari ke dua, para peserta melakukan uji hasil SOP yang telah disepakati bersama dengan metoda Table Top Exercise (TTX).

Sebagai observer dalam kegiatan ini, Kepala BMKG Regional Sumatera Barat – Rahmat Triyono menegaskan, disaat terjadi gempabumi yang berpotensi tsunami, dengan adanya goncangan yang kuat ini akan membawa dampak pada peralatan (DVB atau WRS) BMKG yang terpasang di 7 daerah pantai barat Sumatera Barat serta Mentawai akan mengalami gangguan dan bisa jadi gagal memberikan informasi disaat itu, untuk itu Pusdalops harus bisa mendapatkan informasi peringatan dini tersebut secepatnya dengan cara apapun. Sehingga pada akhirnya Pusdalops akan bisa memberikan diseminasi informasi dan evakuasi dengan cepat dan tepat kepada masyarakat serta kepada pihak yang membutuhkan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.

Dilain itu BMKG sendiri dengan alat pemodelan sistem peringatan dini gempabumi dan tsunaminya, masih memiliki sedikit kekurangan dalam hal seperti detail informasi pada lokasi jarak episentrum gempa terhadap daerah terdekat yang paling terdampak, sehingga BMKG sendiri dengan cepat berupaya memberikan klarifikasi kembali terhadap pemberian informasi peringatan dini tersebut.

Menurut ketua Pelaksana Kegiatan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) – Ir. Harkunti P. Rahayu yang telah melaksanakan kegiatan penelitian terkait sistem peringatan dini tsunami bagian hilir di 4 kabupaten/ kota provinsi Sumatera Barat, penyempurnaan SOP sistem peringatan dini ini adalah merupakan bentuk hasil evaluasi dan rekomendasi kebijakan yang kompeherensif pada tahap kesiapsiagaan dan tanggap darurat bagian hilir dalam peningkatan sistem peringatan dini tsunami kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

ITB bekerjasama dengan BMKG, BNPB dan juga melibatkan BPBD serta instansi terkait telah menyelesaikan kegiatan penelitiannya dengan judul Integrated Local Emergency Operation and Response Policy Improvment and Capacity Building for Advance-Early Warning System in the Face of Near-field Tsunami Risk danakan mengusungnya ke dalam (Indian – Ocean WAVE)/ IO-Wave ’16 Simulation yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 7 September 2016 di beberapa kota terpilih, diantaranya; Sibolga, Muko-Muko, Pangandaran, Tapanuli Tengah, Pandeglang, Pacitan, dan Kota Padang. Untuk di kota padang sendiri akan dilaksanakan di lokasi Titik Evakuasi Sementara (TES) Masjid Nurul Haq jalan Parupuk Tabing. (Gst)

.

.