BPDB Sumbar

RENTETAN GEMPA NIAS-MENTAWAI, MERUPAKAN GEMPA PENDAHULUAN?

950

SUMBAR (22/6) – Gempabumi tektonik kembali mengguncang pulau Nias pada pukul 09.42.03 wib 22 Juni 2016, dengan kekuatan 5,1 skala richter berada di laut pada jarak 24 kilometer arah baratdaya Nias Barat dengan kedalaman 24 kilometer. Tercatat sudah 3 kali gempa mengguncang Nias dalam jarak waktu yang berdekatan. Sebelum itu gempa tektonik juga mengguncang sebanyak enam kali antara wilayah Nias – Mentawai dari tanggal 21 Juni 2016.

Dari hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa gempa Nias terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. Gempabumi tersebut merupakan gempabumi dangkal, berdasarkan data kedalaman ini maka diperkirakan hiposenternya terletak di bidang kontak antar lempeng. Catatan data seismotektonik setempat menunjukan di sekitar pusat gempabumi dengan mekanisme sesar naik (thrust fault). Sehingga di zona ini masih termasuk zona megathrust, namun demikian karena kekuatan gempabumi yang terjadi relative kecil maka tidak berpotensi tsunami.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam releasenya kembali mengutarakan, dengan terjadinya gempabumi Nias yang kedua ini maka sejak tadi malam zona gempa Mentawai dan Nias sudah diguncang 3 kali gempa signifikan, yaitu (1) gempa Mentawai M=5,2 (2) gempa Nias Barat M=4,9 (3) gempa Nias Barat M-5,2.

Dengan adanya rentetan gempa ini masyarakat Sumatera Barat pada umumnya merasa resah jika gempa ini adalah merupakan gempa pendahuluan sebelum terjadi gempa yang lebih besar. Melihat jika diperhatikan sepintas aktivitas gempa yang terjadi seolah di zona ini sedang terjadi saing picu aktivitas gempa.

Menurut BMKG, jika ditinjau 2 kejadian gempa di Nias Barat tampaknya memang ada keterkaitan, hal tersebut disebabkan karena lokasi episenternya yang berdekatan, namun jika rentetan 3 gempa signifikan ini dihubungkan dengan kemungkinan sebagai gempa pendahuluan untuk terjadi gempabumi yang lebih besar, maka dalam hal ini kita tidak akan berhandai-handai. Daryono kembali menjelaskan, Peristiwa gempabumi memang belum dapat diprediksi secara pasti dimana, kapan, dan berapa kekuatannya. "Kita berharap 3 peristiwa gempa signifikan ini bukan merupakan gempabumi pendahuluan".

Untuk itu masyarakat dihimbau tetap tenang terutama bagi yang tinggal di daerah Kepulauan Mentawai dan Pulau Nias, tetap waspada dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG, dan jangan terpancing isu-isu. (Gst)

.

.