Tingginya Resiko Bencana, Kepala BNPB Dorong Tingkatkan Kesiapsiagaan Provinsi Sumatera Barat
Padang(6/2) – Kepala BNPB Letnan Jendral TNI Doni Monardo beserta Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc.,Ph.D. kunjungi Provinsi Sumatera Barat pada hari rabu 6 sampai dengan 7 Februari 2019. Tujuan Kunjungan adalah meningkatkan kesiapsiagaan Provinsi Sumatera Barat dengan dua agenda yaitu melihat situasi mentawai dan Rapat Koordinasi di AULA Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Barat.
Rapat Koordinasi di hadiri oleh Gubernur, Wakil Gubernur, Sestama BNPB, 19 Bupati/walikota, Komandan distrik militer, Forkopimda, Kalaksa BPBD, Kepala BAPPEDA, Perguruan Tinggi serta Organinsai kebencanaan lainnya.
Dalam Rapat Koordinasi Kepala BNPB menyampaikan Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu: lempeng tektonik Indo–Australia, lempeng tektonik Eurasia, dan lempeng tektonik Pasifik sehingga indonesia memiliki risiko bencana yang lebih Besar.Tingginya resiko di Indonesia khususnya Sumatera Barat tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, yang diperlukan sekarang adalah meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi resikonya. Kepala BNPB menyampaikan Arahan Presiden mengenai kebencanaan yaitu Perencanaan dan pembangunan di daerah harus berbasis Pengurangan Resiko Bencana, Pelibatan akademisi dan pakar dalam meneliti dan mengkaji potensi bencana, untuk dapat memprediksi, mengantisipasi, serta mengurangi dampak bencana, Dalam setiap kejadian bencana yang masif, maka otomatis gubernur akan menjadi Komandan Satgas Penanganan Darurat Bencana bersama Pangdam dan Kapolda sebagai wakil komandan, Pembangunan sistem peringatan dini yang terpadu berbasiskan rekomendasi dari pakar dan dikoordinasikan oleh BNPB, Edukasi kebencanaan dimulai tahun ini, di daerah rawan bencana kepada sekolah melalui guru dan para pemuka agama. Oleh karena itu, papan peringatan diperlukan, rute-rute evakuasi diperlukan, segera dikerjakan agar ada kejelasan ke mana evakuasi harus dilakukan dan Lakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat kita secara berkesinambungan sampai ke tingkat RT/RW, sehingga masyarakat kita betul-betul siap menghadapi bencana.
Kepala BMKG menyampaikan rencana penempatan 50 Sensor Earthquake Early Warning System di Provinsi Sumatera Barat. adapun sensor Early Warning System akan memberikan peringatan 10 detik sebelum gempa. Gempa memiliki 2 gelombang yaitu Gelombang primer dan sekunder. Gelombang Primer adalah gelombang tertentu yang mendahului getaran kurang lebih 10 detik. Sehingga bisa memberikan informasi 10 detik sebelum gempa sehingga bisa meninggkatkan kesiapsiagaan.
Selanjutnya Kepala BNPB, Kepala BMKG, Wakil Gubernur, Kalaksa BPBD beserta rombongan segera ke Mentawai untuk melihat kondisi mentawai dengan menyisir pantai barat Kepulauan Mentawai dan bertemu dengan masyarakat, Forkopimda, OPD, lintas agama Mentawai. (HA)
..