GEMPABUMI TEKTONIK M=5,1 MENGGUNCANG KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI, TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI
Hari Rabu, 16 Agustus 2017 pukul 11:09:03 WIB, wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan M=5,1 terjadi dengan koordinat episenter pada 2,35 LS dan 99,8 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km arah barat daya Kota Sipaguguk, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat pada kedalaman 31 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan berpotensi dirasakan di daerah Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, Painan, Padang dan Muko-muko dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI, yang artinya guncangan gempabumi ini berpotensi dirasakan hanya oleh beberapa orang dan tidak berpotensi merusak bangunan. Berdasarkan laporan sementara guncangan dirasakan di Tuapejat II SIG-BMKG (III MMI), Padang, Painan II SIG-BMKG (II - III MMI) Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang, Sawahlunto I SIG-BMKG (I-II MMI), dan I SIG BMKG (II MMI).
Ditinjau dari kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempabumi ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia tepatnya di zona Megathrust yang merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra. Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempabumi yang sangat aktif di wilayah Sumatra. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran oblique naik.
Hingga pukul 11:50 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.*
Jakarta, 16 Agustus 2017
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Drs. MOCH. RIYADI, M.Si.
.