Post Title

BMKG; SUMBAR MEMASUKI IKLIM PANCAROBA

1277

SUMBAR – Fenomena Iklim Sumatera Barat pada pertengahan bulan Agustus hingga September akan memasuki musim pancaroba, yaitu awal dari pergantian musim kemarau berganti ke musim penghujan. Hal ini diungkapkan oleh Budi Iman Samiaji yang menjabat sebagai Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi – BMKG Minangkabau Padang saat acara rapat hari Selasa tanggal 16 Agustus 2016 di Padang.

Seperti kita ketahui, Sumatera Barat pada bulan sebelumnya mengalami kondisi cuaca ekstrim meski seharusnya memasuki musim kemarau. Dari kondisi cuaca yang panas namun tiba-tiba mendung kemudian disusul hujan lebat secara tiba-tiba dan disertai angin kencang sering terjadi. Menurut Budi Samiaji - adanya fenomena ini merupakan fenomena cuaca lokal yang juga dipengaruhi adanya fenomena dari arah barat (Lanina) dan dari arah timur (Elnino). Dalam memasuki musim Pancaroba, cuaca ekstrim di Sumatera Barat bisa saja masih kembali terjadi.

Budi Samiaji mengutarakan, dua hal faktor masih terjadinya cuaca ekstrim di wilayah Sumatera Barat yaitu ; cuaca di Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh Topografi dan karakteristik lokal, gangguan cuaca di Samudera Hindia bagian barat Mentawai sering terjadi, “hal inilah yang mengakibatkan cuaca buruk sangat besar”.

Dalam upaya mitigasi bencana, adanya cuaca ekstrim ini beliau menyampaikan dalam paparannya kepada Satgas dari ke 19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten dan kota beserta provinsi Sumatera Barat, hal yang harus diwaspadai dan disikapi jika terjadi, antara lain ;

  • hujan diatas 20 mm/ jam, gejalanya adalah terjadi hujan lebat maka harap waspada terhadap terjadinya banjir, banjir bandang, genangan air, dan longsor
  • angin kencang diatas 25 knots, gejalanya terjadi puting beliung, hal yang diwaspadai adalah adanya pohon tumbang, rumah rusak, gagal panen, reklame roboh, dll
  • hujan es yang biasanya disesrtai angin kencang, harap diwaspadai adanya cedera/ luka, adanya kerusakan, tanaman gagal panen, reklame roboh, dll
  • suhu panas atau diatas 35 derajat celsius secara 5 hari berturut-turut, maka yang harus diwaspadai adalah terjadinya kebakaran, dehidrasi, kering, serta tanam mati.

Masyarakat diharap tetap tenang dalam menyikapi kondisi ini, dan agar tetap mendengarkan arahan dan himbauan dari Petugas. Upaya antisipasi dan kesiapsiagaan masyarakat secara mandiri dalam menyikapi kondisi cuaca ekstrim sangat bermanfaat untuk melindungi diri dan keluarganya. (Gst)

.

.