Post Title

Kajian Bencana Gerakan Tanah 4 Juni 2016 Di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam

1494

AGAM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Badan Geologi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merelease hail kajian dari kejadian bencana alam tanah longsor yang terjadi di Palupuh Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat, hari Sabtu 4 Juni 2016. Adapun menurut PVMBG tanggapan bencana gerakan tanah di Kecamatan Palupuh tersebut,  sebagai berikut :

1. Lokasi dan waktu kejadian :

  • Bencana gerakan tanah terjadi pada hari Sabtu, tanggal 4 Juni 2016.
  • Bencana tersebut terjadi di Jorong Muaro, Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

 2. Jenis bencana :

  • Bencana gerakan tanah yang terjadi diperkirakan longsoran bahan rombakan dari tebing setinggi 5 meter dan panjang 100 meter.

 3. Dampak gerakan tanah :

  • 2 (dua) orang meninggal dunia
  • Jalan penghubung Bukittinggi-Medan tertutup material longsor

 4. Kondisi daerah bencana :

  • Secara umum sekitar lokasi bencana merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan lereng agak terjal sampai terjal. Daerah bencana memiliki ketinggian lebih dari 700 meter di atas muka air laut.
  • Berdasarkan Peta Geologi Lembar Padang, Sumatera (Kastowo dkk, 1996, P3G), daerah bencana tersusun oleh Tuff Batuapung dan Andesit (Basal) (Qpt).
  • Berdasarkan Peta Prakiraan Potensi Terjadi Gerakan Tanah pada Bulan Maret 2016 di Sumatera Barat (Badan Geologi), Kecamatan Palupuh terletak pada zona potensi terjadi gerakan tanah menengah - tinggi, artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

 5. Faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena :

  • Curah hujan yang tinggi dan lama pada saat dan sebelum terjadi bencana gerakan tanah.
  • Batuan penyusun yang bersifat sarang, mudah meloloskan air, dan luruh jika terkena air.
  • Kemiringan lereng yang terjal, menyebabkan material mudah bergerak.

6. Mengingat curah hujan yang masih tinggi, untuk menghindari kerugian yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa, direkomendasikan sebagai berikut :

  • Agar masyarakat yang tinggal di sekitar daerah bencana lebih waspada, terutama saat maupun setelah hujan deras yang berlangsung lama, karena daerah tersebut masih berpotensi untuk terjadinya longsor susulan;
  • Perbaikan drainase untuk memperlancar aliran air permukaan. Dibuat drainase yang memadai (kedap air) agar air tidak menjenuhi lereng;
  • Tidak melakukan aktivitas di bawah material longsoran dan di bawah lereng terjal, apabila melakukan pembersihan material longsor dihimbau untuk selalu waspada;
  • Membangun tembok penahan lereng (retaining wall) dengan lubang-lubang saluran pembuangan air (subdrain) untuk menahan lereng tebing di sekitar lokasi bencana;
  • Apabila terjadi gerakan tanah susulan masyarakat diharapkan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan dinas setempat.

Adapun wilayah potensi gerakan tanah di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat pada bulan Juni 2016, dapat diunduh di tautan KLIK DISINI.  

(Gst). 

.

.