Post Title

Profil Bencana Sumetera Barat

6068 Admin BPBD

Oleh: Rudy Rinaldy
(Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Barat)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 6 November 2023 yang lalu telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Peringatan Dini dan Langkah-langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Ancaman Banjir dan Gerakan Tanah periode bulan November 2023. SE BNPB ini diterbitkan berdasarkan prakiraan potensi banjir bulan November tahun 2023 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Informasi Geospasial (BIG). Selain itu Badan Geologi Kementerian ESDM juga sudah menerbitkan prakiraan potensi gerakan tanah.

Berdasarkan SE BNPB ini diharapkan semua daerah dapat mempersiapkan upaya pencegahan untuk meminimalisasi dampak ancaman banjir dan gerakan tanah (longsor) yang nantinya berkemungkinan terjadi.

Sebagai tindak lanjut dari SE BNPB tersebut, Kepala BPBD Provinsi Sumatera Barat telah mengirimkan pemberitahuan awal melalui surat tanggal 17 November 2023 tentang adanya ancaman banjir dan tanah longsor periode bulan November 2023 kepada seluruh Kepala BPBD se-Provinsi Sumatera Barat, disertai dengan langkah dan upaya kesiapsiagaan yang harus dilakukan dalam mengantisipasi dampak banjir dan pergerakan tanah.

SE BNPB tentang potensi ancaman banjir dan longsor ini relevan dengan data profil bencana Sumatera Barat. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data bencana Sumatera Barat periode 2014 – 2022 yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Sumatera Barat, longsor dan banjir merupakan jenis bencana alam dengan frekuensi kejadian terbanyak kedua dan ketiga.

Berdasarkan profil bencana Provinsi Sumatera Barat Periode 2014 – 2022, telah terjadi 6.274 kejadian bencana alam yang tersebar pada 6 (enam) jenis bencana alam (diluar gempa bumi dan tsunami) yang selalu terjadi berulang setiap tahun dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat, dengan komposisi ; angin kencang 3.505 kejadian (55,9%), longsor 1.161 kejadian (19,5%), banjir 853 kejadian (13,6%), kebakaran hutan dan lahan 609 kejadian (9,7%), banjir bandang 107 kejadian (1,7%), dan aberasi pantai 39 kejadian (0,6%).

Ditingkat Kabupaten yang selalu mengalami 6 jenis kejadian bencana adalah ; Kabupaten Agam (angin kencang 45,5%, longsor 33,9%, banjir 12,2%, karhutla 6,0%, banjir bandang 2,3% dan aberasi pantai 0,2%), Kabupaten Padang Pariaman (angin kencang 78,6%, longsor 10,1%, banjir 6,7%, karhutla 2,4%, banjir bandang 1,1% dan aberasi pantai 1,1%), Kabupaten Pasaman Barat (angin kencang 36,5%, banjir 34,3%, longsor 21,0%, karhutla 3,9%, aberasi pantai 2,8% dan banjir bandang 1,7%) dan Kabupaten Pesisir Selatan (angin kencang 44,8%, banjir 21,5%, longsor 15,3%, karhutla 14,6%, aberasi pantai 3,4% dan banjir bandang 0,4%).

Sedangkan yang selalu mengalami 5 jenis kejadian bencana adalah : Kabupaten Lima Puluh Kota (longsor 28,4%, angin kencang 27,2%, karhutla 26,2%, banjir 14,8% dan banjir bandang 3,5%), Kabupaten Pasaman (angin kencang 66,4%, banjir 13,4%, longsor 9,3%, karhutla 4,5% dan banjir bandang 2,8%), Kabupaten Sijunjung (angin kencang 43,0%, Karhutla 30,1%, longsor 15,0%, banjir 7,0% dan banjir bandang 4,9%), Kabupaten Solok (longsor 32,0%, angin kencang 30,3%, banjir 16,5%, karhutla 15,5% dan banjir bandang 5,6%), Kabupaten Solok Selatan (angin kencang 45,7%, longsor 24,0%, banjir 24,0%, banjir bandang 4,7% dan karhutla 1,6%), Kabupaten Tanah Datar (angin kencang 56,1%, longsor 25,3%, karhutla 13,8%, banjir bandang 2,6% dan banjir 2,1%) dan Kabupaten Darmasraya (angin kencang 39,7%, banjir 31,6%, karhutla 21,1%, longsor 6,7%, dan banjir bandang 1,0%).

Kemudian untuk tingkat Kota yang selalu mengalami 5 jenis kejadian bencana adalah : Kota Padang (angin kencang 84,0%, longsor 8,1%, banjir 6,7%, aberasi pantai 1,0% dan karhutla 0,2%), Kota Sawahlunto (longsor 45,9%, angin kencang 44,4%, karhutla 6,6%, banjir 2,8% dan banjir bandang 0,2%).

Sedangkan Kota yang sering mengalami 4 jenis kejadian bencana adalah : Kota Bukittinggi (angin kencang 58,9%, banjir 29,7%, longsor 8,0% dan karhutla 3,4%), Kota Pariaman (angin kencang 97,2%, aberasi pantai 1,4%, banjir 0,9% dan longsor 0,5%), Kota Payakumbuh (angin kencang 72,7%, karhutla 13,0%, banjir 10,6% dan longsor 3,7%), Kota Solok (angin kencang 60,2%, banjir 26,8%, karhutla 8,9% dan longsor 4,1%), dan Kota Padang Panjang (angin kencang 68,9%, longsor 15,8%, banjir 13,9% dan karhutla 1,4%).

Pada periode Januari – Oktober 2023 berdasarkan data sementara Pusdalops PB Provinsi Sumatera Barat, telah terjadi sebanyak 364 kejadian bencana disemua Kabupaten/Kota dengan frekuensi terbanyak masih jenis bencana angin kencang (202 kejadian), kemudian longsor (61 kejadian) dan banjir (53 kejadian).

Data Profil Bencana Sumatera Barat ini sudah diketahui oleh seluruh Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat. Dengan mengetahui profil bencana masing-masing daerah maka diharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui BPBD setempat dapat mempersiapkan program mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang sesuai dengan profil bencana masing-masing. Data ini dapat dijadikan referensi dalam menyusun rencana strategis tahunan bidang kebencanaan agar pemanfaatan dana daerah lebih efektif dan efisien.

Program mitigasi dan kesiapsiagaan yang baik baru dapat dilakukan apabila kita mengenal petensi bencana yang akan muncul. Potensi bencana tersebut dapat diprediksi melalui berbagai sumber resmi dan profil bencana yang terjadi sebelum ini. Dengan telah diketahuinya potensi bencana yang akan muncul, maka seharusnya dapat pula disusun dengan baik program mitigasi bencana dan kesiap-siagaan.

Pada gilirannya program mitigasi yang baik akan berbanding lurus dengan dampak minimal yang terjadi apabila bencana alam terjadi. Sebaliknya apabila kita tidak memiliki program mitigasi yang baik, maka dampak kejadian bencana akan membuat kita super sibuk dan letih untuk menanggulanginya, dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.

From risk to resilience merupakan cara berfikir positif memandang suatu kejadian bencana. Dengan pengalaman mengelola risiko bencana selama ini maka ketangguhan kita dalam menghadapi bencana akan semakin kuat, menuju Sumatera Barat Tangguh Bencana.*

.

Admin BPBD.