Post Title

26 Oktober, Aktifasi Sirine Tsunami Sumatera Barat Berjalan Normal

1003

SUMBAR – Sistim Peringatan Dini Tsunami Sumatera Barat setiap bulan dilakukan uji fungsi kelayakan. Hari Rabu 26 Oktober 2016, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Provinsi Sumatera Barat pada pukul 10.00 wib kembali melakukan aktifasi pemencetan sirine BMKG yang di dampingi oleh Tim BMKG Padang Panjang.

Seperti yang telah kita ketahui Early Warning System (EWS) Tsunami BMKG saat ini tersebar di enam wilayah pada daerah pesisir pantai barat Sumatera Barat dengan akses kontrol terpusat di kantor Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil uji coba pemencetan sirine hari ini (26/10), disaat aktifasi lima titik dapat diperdengarkan dengan baik, hanya satu wilayah yang sempat mengalami gagal akses yaitu yang berada di lokasi Korong Campago wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Namun setelah dilakukan maintenance sesegera mungkin oleh pihak BMKG tidak lama sirine EWS yang berada di wilayah tersebut bisa berfungsi dengan normal.

Selain melakukan uji fungsi EWS BMKG, terdapat juga EWS Gempabumi dan Tsunami yang pengadaannya melalui APBD Provinsi Sumatera Barat. Terdapat 47 titik lokasi yang disebar di area jalur merah di wilayah Kota Padang dan Kota pariaman.

Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang dan BPBD Provinsi Sumatera Barat secara rutin pada setiap tanggal 26 melakuan uji fungsi dan kelayakan peralatan EWS ini, karena menurut R.Pagar Negara selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar adalah tanggung jawab Satgas Pusdalops dalam melakukan eksekusi peringatan dini untuk disampaikan kepada masyarakat jika terjadi ancaman tsunami sewaktu-waktu, untuk itu baik kesiapan petugas juga kesiapan peralatan EWS sangat diperhatikan. Jangan sampai bila terjadi ancaman, petugas belum siap, apalagi sirine yang telah ditempatkan dibeberapa titik itu ternyata pada kondisi tidak bisa hidup atau rusak.

Dalam kegiatan tersebut Tim BMKG yang langsung di pimpin oleh Rahmad Triyono juga kembali mensosialisasikan kepada Satgas Pusdalops BPBD Sumbar tentang peringatan dini BMKG agar menjadi pedoman dan standar dalam pengambilan keputusan untuk melakukan disseminasi informasi dan evakuasi. Dalam peringatan dininya, BMKG melakukan sebaran informasi melalui Warning Receiver System (WRS) bagi Petugas juga melalui SMS, Email, Website dan media sosial. Rahmad Triyono juga menyediakan pelayanan bagi petugas dengan memberikan nomor kontak khusus bagi pejabat berwenang dan petugas Pusdalops jika dalam kondisi darurat memerlukan informasi dan arahan yang sifatnya mendesak.

Disela-sela sosialisasinya Kepala Stasiun Geofisika Klas I Padang Panjang – Rahmad Triyono,ST. Dipl.Seis. Msc juga kembali menyampaikan, kenapa Kepulauan Mentawai tidak terpasang peralatan Sistim Peringatan Dini? Hal ini dikarenakan peralatan EWS di Mentawai hampir tidak memiliki manfaat langsung terhadap masyarakat disana atau tidak efektif. Mentawai lebih ditekankan kepada Evakuasi Mandiri jika terjadi gempabumi dengan skala besar. Di wilayah Mentawai estimasi waktu terjadinya Tsunami tidak lebih 4-5 menit, sedangkan peralatan EWS BMKG bisa memberikan peringatannya di waktu 5 menit.. jadi bagi masyarakat yang bermukim di kepulauan Mentawai, tidak perlu menunggu peringatan dari siapapun, “jika terjadi Gempa dirasakan kuat, masyarakat langsung menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi (evakuasi mandiri),” ujar beliau. (GST)

.

.